Selasa, 16 Agustus 2011

seni lukis batik

BATIK LUKIS PRADITA

BATIK LUKIS PRADITA

Seni lukis batik (batik painting) yaitu lukisan dengan menggunakan media bahan, pemrosesan dan pewarnaan seperti halnya pada pembuatan batik.
Jalan masuk menuju desa Gunting Glilangharjo Pandak Bantul tidaklah seperti jalan yang mulus beraspal. Kalaupun beraspal hanya jalan utamanya tapi ketika kita memasuki dusun hanya ada jalan tanah yang di kedua sisinya oleh masyarakat di semen/cor. Tapi siapa sangka ternyata dusun ini banyak terdapat pengrajin batik painting yang bahkan kadang di kunjungi oleh turis dari mancanegara yang ingin melihat langsung pembuatan batik painting.

Adalah Bpk Sugito, seorang seniman batik painting pemilik Pradita Batik. Industri rumah tangga lukisan batik tersebut telah ia lakoni lebih dari 10 tahun bersama istrinya yang dibantu dengan beberapa tetangganya, sampai saat ini pun masih ditekuninya. Menurut pak sugito, permintaan lukisan batik masih cukup banyak, terutama dari mancanegara.

Selain menjual produk berupa batik painting, Pak Sugito juga mengaku membagikan pengetahuannya kepada siapa saja yang berminat seputar proses pembuatan batik painting, dari awal sampai ke tahap pewarnaannya.

Dengan perkembangan-perkembangan teknik maupun pewarnaan batik, maka batik pun diaplikasi dalam seni lukis batik  (batik painting) yaitu lukisan dengan menggunakan media bahan, pemrosesan dan pewarnaan seperti halnya pada pembuatan batik.

Dipersiapkan kain katun atau sutera seluas bidang lukis yang diinginkan. Kemudian dibuat sket atau coretan-coretan atau apapun tergantung dari masing-masing orang yang ingin membuatnya, karena terkadang untuk langsung menuangkan ekspresi seninya, pembatikan di atas kain dilakukan tanpa menggunakan sket atau coretan-coretan terlebih dahulu namun langsung mencoretkan malam dengan canting ataupun kuas di atas kain. Pada batik lukis ini seringkali pembatikan dan pewarnaan dilakukan beriringan untuk mendapatkan hasil lukisan yang diinginkan.

Khusus pada pewarnaan untuk menciptakan efek-efek khusus, gradasi atau efek-efek yang lainnya terkadang selain kuas digunakan juga kapas atau potongan kain.

Yang terpenting dalam proses pembuatan batik lukis ini adalah perpaduan antara pengerjaan pembatikan dan pewarnaan yang tergantung dari citarasa seni pembuatnya. Sesungguhnya pembuatan batik lukis ini sangatlah rumit ketika ingin mendapatkan warna dan efek yang diinginkan karena terkadang warna dan efek tersebut tidak dapat tercapai. Namun jika warna dan efek tersebut dapat tercapai maka akan mendapatkan lukisan dengan warna yang sangat indah luar biasa. Disinilah kelebihan dari lukisan batik dibanding lukisan lain.
Lukisan yang indah akan terlihat pada kain setelah proses pelorodan malam batik dilakukan.

Disela-sela pembicaraannya ia berkeinginan untuk mencoba bekerjasama dengan para desainer baju, untuk menampilkan baju-baju batik lukis dalam fashion show. Sekaligus mengenalkan bahwa batik lukis juga bisa di gunakan dalam fashion......

Online Contact Form

sejarah seni lukis

lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing. Sejarah Seni Lukis akan kami coba ulas dalam beberapa tulisan, sebagai berikut :

Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.

Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.

Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.

Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.